Tak hanya di Jakarta, jutaan bahkan milyaran orang Asia lainnya, mulai dari ekskutif yang menghuni hutan beton hinggan penduduk di kepulauan Pasifik yang adem ayem terancam pembunuh tersembunyi: OBESITAS !
Dikepulauan pasifik, terlebih penduduk wanita, mereka adalah orang-orang tergemuk di dunia. sekitar 55 pensen wanita Tonga, 74% wanita Samao, dan 77% wanita dan pria yang tinggal di Nauru menderita Kegemukan.
Diselandia baru, lebih dari 50% orang dewasa kelebihan berat bada. Di Taiwan Lebih dari 30% penduduknya menderita kegemukan. Sama seperti Singapura, Vietnam melaporkan 52% penduduk dewasa mengonsumsi makanan berlemak tinggi, dan 58% penduduk tidak aktif secara fisik. Di Cina, dimana pendapatan penduduk meningkat dengan cepat, 30% anak-anak dan orang dewasa kelebihan berat badan. Begitu juga di korea selatan, 20% menderita obesitas, Angka ini meningkat 26 persen dibanding tahun 1998.
Bagaimana di Indonesia? Saat ini diperkirakan 10 dari setiap 100 penduduk jakarta menderita Obesitas. Bertambahnya jumlah orang gemuk juga diindikasikan dengan maraknya pusat-pusat kebugaran yang menjanjikan penurunan berat badan. Selain itu hampir setiap hari kita melihat di layar televisi atau surat kabar tentang iklan berbagai macam produk penurun berat badan. Membaiknya tingkat kehidupan masyarakat selama 20 tahun terakhir telah membawa jutaan orang melarat pada masalah baru. Hampir di seluruh wilayah Asia, bahkan dunia, orang-orang semakin gemuk dan gemuk.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam pertemuannya di jenewa, mengajak pemerintah Asia-Pasifik mencanangkan perang melawan kegemukan yang mengancam kesehatan masyarakat. Sebuah ancaman yang datangnya tidak seketika tetapi perlahan mematikan.
"Kegemukan tidak membawa dampak seketika seperti SARS atau Flu Burung, " Kata Dr. Gauden Galea, Kepala perwakilan WHO di filipina. "Ancaman kegemukan merangkak perlahan-lahan di tengah masyarakat tenpa disadari. lihat saja , Anak bertumbuh gemuk malah di katakan sehat dan menggemaskan, "lanjutnya.
Seiring dengan meningkatnya kemakmuran, gaya hidup masyarakat pun berubah. Mereka lebih banyak duduk, tenggelam dalam pekerjaan. Hidup lebih tertekan, dan Fast Food menjadi santapan sehari-hari.Diperkotaan, sepeda mulai digantikan motor dan mobil. Jaringan restoran fast food ala barat berkembang pesat dan dengan mudah bisa ditemui di setiap sudut jalan. Di meja makan makanan siap saji yang praktis dan tinggal dipanaskan menggusur hidangan tradisional. Sepanjang hari, orang tidak banyak bergerak. Mereka lebih banyak duduk, diam terpasung oleh pekerjaan sehari-hari.
Perubahan tersebut, melanda wilayah Asia terutama dalam sepuluh tahun terakhir. WHO mengungkapkan lebih dari 1 milyar orang dewasa di seluruh dunia kelebihan berat badan ( Overweight ), dan 300 juta diantaranya menderita kegemukan ( Obesitas ).
Celakanya, kegemukan, baik yang berupa kelebihan berat badan maupun obesitas, indentik dengan penyakit. Kegemukan bsia memicu munculnya penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan stroke.
Pada Anak-anak, kegemukan bisa memicu penyakit jantung, diabetes, fungsi paru, peningkatan kadar kolesterol, gangguan ortopedik (kaki pengkar) sampai rentan terhadap kelainan kulit. Dampak lainnya, biaya kesehatan yang harus ditanggung masyarakat akibat penyakit yang berkaitan dengan kegemukan ikut-ikutan membengkak.
Data WHO mengungkapkan dari 120 juta penderita diabetes tipe 2 di seluruh dunia, 30 juta diantaranya berada di Asia-Pasifik. Yang lebih mengerikannya, penyakit yang biasanya menyerang orang dewasa ini dengan cepat merebak di kalangan anak-anak Asia.
Jaman dulu, diabetes jarang diderita anak-anak. Sekarang. ketika anak-anak itu kelebihan berat badan, mereka terkena diabetes, Kata Dr. Galea. antara tahun 2005 - 2014, penderita diabetes di Asia diperkirakan meningkat 58 %.Tahun 2004 - 2014, penderita diabetes meningkat 57% di Asia.
"Ini statistik yang menakutkan. Jika penyakit HIV/AIDS, angka ini sangat menggemparkan. Lebih mengerikan lagi penyakit diabetes yang tidak dipandang seburuk HIV, berkembang begitu pesat tanpa menarik perhatian masyarakat. Padahal, diabetes sangat merusak kesehatan, mengakibatkan jumlah penderita serangan jantung, kebutaan, gagal ginjal meningkat sangat besar."
Perubahan gaya hidup sebagai efek dari globalisasi, medernisasi, dan urbanisasi, dan sejumlah faktor lain dituding sebagai penyebab meningkatnya jumlah penderita obesitas. Tak hanya Asia-Pasifik, obesitas juga menjadi persoalan besar di Amerika. Awal tahun 2005 Guberbur Florida, Jeb Bush menyerukan kepada segenap warga negara bagian yang di pimpinnya agar berhenti menyantap hidangan tidak sehat (junk food), mengurangi bekerja di depan komputer, dan memperbanyak kegiatan olahraga.
WHO sendiri semakin gencar mendesak pemerintah Asia untuk mempromosikan hidup sehat kepada warganya. Antara lain dengan mengurangi konsumsi Gula, Garam dan makanan berlemak, Serta berolahraga setidaknya 30menit perhari.
Jadi Mulai Sekarang, Atur Pola Makan anda sebelum hal-hal yang merusak kesehatan anda menghampiri anda. Biasakan Hidup Sehat Dimulai Dari Sekarang.
Baca Artikel Lainnya:
0 Komentar untuk : Dari Tonga Sampai Jakarta, Manusia Semakin Gemuk dan Gemuk !